LINTASKALIMANTAN.CO || Tradisi Kesultanan Kutaringin bagi perempuan hamil pertama kali, ketika usia kandunganya mencapai 7 bulan maka diadakan acara mandi-mandi, yang disebut mandi tujuh bulan.
Prosesi ini agar ibu yang mengandung dilindungi yang Maha Kuasa agar diberi keselamatan dan kepercayaan ini untuk menolak bala dari mahluk halus dan jahat. Kedua pasangan suami istri duduk ditempat pemandian dengan pakaian adat kesultanan. Untuk suaminya memangku sebuah tunas kelapa dan dipagari berbagai makan ringan.
Nampak seorang Ibu memandu acara ini memberikan sebilah pisau untuk digigit pelan (kotap koras bosi) dan memberikan nasi pulut berwarna kuning untuk dimakan. Setelah itu diberikan tampung tawar dan dihamburkan beras kuning sambil membacakan sholawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemudian Ibu yang mengandung ini dan suaminya disirami air kembang dengan jumlah orang yang memandikan selalu ganjil. Lalu mayang dibelah menggunakan tangan dan mayang ini dikeluarkan dari kelopaknya. Yang mana mayang tersebut direndamkan kedalam air bunga lalu diusapkan kepada pasangan suami-istri serta kelopak mayang ini dijadikan pancuran air yang disiramkan ke bagian tubuh. Setelah itu air kelapa muda yang disiramkan di kepala pasangan suami-istri sambil menghirup airnya.
Kemudian kelapa tua di pecahkan yang airnya juga diteteskan kemudian kelapa yang dibelah melintang ini dilemparkan, apabila posisinya telungkup maka harapannya dapat anak laki- laki dan jika posisinya telentang akan mendapatkan anak perempuan.
Setelah mau beranjak dari tempat pemandian direbutkanlah makanan ringan yang digantung dan uang ditebarkan, hal ini dengan harapan kehadiran anak nanti diberikan kemakmuran.
Pada pelaminan kerabat dekat menyuapi kue kepada kedua pasangan suami istri ini. Dengan 41 macam kue yang dihidangkan.
Dalam kegiatan ini, Pangeran Arsadinsyah mengucapkan terima kasih atas kehadiran tamu yang datang. Berkenaan dengan acara mandi-mandi tujuh bulan dari pihak keluarga besar Kesultanan Kutaringin. Hal ini pihaknya selalu melestarikan adat dan berharap kepada generasi penerus dapat melakukan juga acara seperti ini.
“Terima kasih kepada tamu dapat menghadiri dan mendoakan keponakan kami agar mendapatkan keselamatan dan dikaruniai anak soleh. Adapun yang menyelenggarakan acara ini adik kami Putri Nurmalatin anak dari Ibunda Ratu Nilam. Yang mana anak bungsu dari adik kami ini mandi tujuh bulan. Khususnya kami keluarga besar Kesultanan Kutaringin sekecil apapun selalu melestarikan tradisi yang sudah turun menurun ini,” kata Pangeran Arsadinsyah, Kamis (20/10/2022).
Pangeran berharap agar kegiatan ini dapat dilakukan juriat Kesultanan dan masyarakat di Kotawaringin Barat. Dan juga dapat menyelaraskan adat di daerah setempat.
“Semoga ini untuk menangkal adat adat yang tidak seirama atau yang kurang pas mudahan adat kesultanan khususnya masih bisa dilestarikan sampai turun temurun,” pungkasnya. (*/rls/rhd/red)