
LINTAS KALIMANTAN| Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah resmi mengakhiri Operasi Keselamatan Telabang 2025 yang berlangsung selama dua pekan, dari 10 hingga 23 Februari. Direktur Lalu Lintas Polda Kalteng, Kombes Pol R. S. Handoyo, mengungkapkan bahwa selama operasi berlangsung, jumlah kecelakaan lalu lintas mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
“Pada 2025 ini, tercatat 38 kecelakaan lalu lintas, meningkat dua kasus dibandingkan 2024 yang berjumlah 36 kejadian,” ujarnya dalam konferensi pers di Palangka Raya, Selasa (25/2/2025).
Meski terjadi kenaikan jumlah kecelakaan, jumlah korban meninggal dunia tetap berada di angka enam jiwa. Korban tersebar di beberapa daerah, yakni Kabupaten Pulang Pisau (dua orang), Gunung Mas (dua orang), Kotawaringin Timur (satu orang), dan Seruyan (satu orang).
Sementara itu, jumlah korban luka berat mengalami penurunan dari 12 orang pada 2024 menjadi delapan orang pada 2025. Begitu pula dengan korban luka ringan, yang turun drastis dari 89 orang menjadi 41 orang.
Faktor Kecelakaan dan Upaya Pencegahan
Handoyo menjelaskan bahwa kecelakaan lalu lintas di Kalimantan Tengah masih didominasi oleh beberapa faktor utama, seperti kondisi cuaca, kendaraan yang tidak berfungsi dengan baik, kondisi jalan yang kurang mulus, serta faktor kelalaian manusia.
Sebagai langkah pencegahan, Polda Kalteng terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi tertib berlalu lintas, termasuk dengan mendatangi langsung titik-titik rawan kecelakaan.
“Kami juga mengedukasi sejak dini melalui program Police Goes to School, memperkenalkan rambu-rambu lalu lintas kepada siswa TK agar kesadaran berlalu lintas tertanam sejak kecil,” tambahnya.
Pelanggaran ETLE Mobile Naik 834 Persen
Di sisi lain, Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Pol Erlan Munaji, menyebut bahwa selain edukasi, pihaknya juga melakukan penindakan terhadap pelanggar lalu lintas.
Tercatat, jumlah pelanggaran yang terdeteksi melalui sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) statis menurun drastis hingga 68 persen, dari 207 kasus pada 2024 menjadi 65 kasus pada 2025.
Namun, berbeda dengan ETLE statis, pelanggaran yang terdeteksi melalui ETLE mobile justru melonjak tajam. “Pada 2025 ini, pelanggaran ETLE mobile mencapai 243 kasus, meningkat signifikan hingga 834 persen dibandingkan 2024 yang hanya 26 kasus,” ungkap Erlan.
Selain itu, teguran yang diberikan personel kepolisian juga meningkat drastis. Pada tahun ini, total teguran mencapai 13.486 kasus, naik 123 persen dibandingkan 2024 yang hanya 6.026 teguran.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mematuhi aturan lalu lintas. Ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kami agar ke depan kesadaran masyarakat terhadap keselamatan berkendara semakin meningkat,” pungkasnya.(*/rls/hms/red)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT