LINTAS KALIMANTAN | Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Muhammad Farid Ansyori mengatakan bahwa pada tanggal 14 Januari 2022, SD Muhammadiyah Muara Teweh salah satu sekolah yang terpilih atau yang menjalankan program sekolah penggerak di kabupaten Barito Utara.
“Dimana dalam kegiatannya itu, kami diminta merubah implementasi pembelajaran yang dulu menjadi pembelajaran yang sekarang, dimana pada hari ini di SD Muhammadiyah menggunakan kurikulum Merdeka Belajar yang terpustkan kepada peserta didik,” kata M Farid Ansyori saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan Panen Belajar dan Market Day, Kamis (22/6/2023).
Farid Ansyori mengatakan, pada hari ini, banyak hasil-hasil belajar siswa yang ditampilan dari kesenian maupun projek yang telah dihasilkan selama mengunakan kurikulum Merdeka Belajar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga mengatakan, Panen Belajar dan marekt Day ini merupakan tindak lanjut dan apresiasi kami dari SD Muhammadiyah kepada seluruh siswa, guru maupun orang tua yang sudah sama sama berkolaborasi selama satu tahun ini dan bersama-sama untuk menjadikan peserta didik agar mandiri, lebih kreatif dan lebih berpikiran global.
“Ini merupakan kebanggan kami di SD Muhammadiyah, dan para orang tua banyak mendukung kegiatan kami, salah satunya menjadi sponsor kegiatan yang kami lakukan,” imbuhnya.
Dirinya juga berharap kepada seluruh pemangku kepentingan di daerah ini, baik Camat, Lurah, Dinas Pendidikan maupun dari Kementerian Agama Barito Utara, Korwil untuk sama-sama memajukan pendidikan di Kabupaten Barito Utara khususnya di Kecamatan Teweh Tengah. Dengan pendidikan yang maju, lahirlah generasi yang baik pula.
SD Muhammadiyah katanya tergabung dalam 14 SD sekolah penggerak, dimana dirinya mengharapkan agar para pemangku kepentingan di daerah ini bisa memperhatikan sekolah SD Muhammadiyah, kondisi pembelajaran agar lebih baik lagi kedepannya.
Sementara, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Barito Utara Rahmadi Konika mengatakan sejak jaman penajajhan Jepang dan Belanda belum ada kurikulum, yang ada saat itu hanya sekolah rakyat biasa.
Kemudian kata dia, terbentuklah Republik Indonesia, dimana pada saat ini terbentuklah cikal bakal dan gagasan yang salah satunya adalah Ki Hajar Dewantara dan Kiyai Akhmad Dahlan selaku pimpinan Muhammadiyah saat itu.
“Jaman terus berganti, dan terbitlah kita di jaman Orde Baru. Di Orde Baru ada beberapa menteri yang kemudian lahirlah Kurikulum hingga jaman reformasi saat ini. Dijaman reformasi pun ada beberapa kurikulum yang berubah, dan sekarang sudah disempurnakan oleh Menteri Pendidikan menjadi Kurikulum Merdeka,” kata Rahmadi.
Dikatakan Rahmadi, kurikulum merdeka ini terbagi jadi dua yaitu kurikulum merdeka mengajar, dan kurikulum merdeka belajar. Salah satu implementasi dari kurikulum ini adalah kegiatan yang diadakan oleh SD Muhammadiyah pada hari ini.
“SD Muhammadiyah ini adalah salah satu pilot projek untuk sekolah swasta yang masuk dalam sekolah penggerak. Market Day ini salah satu program Kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan oleh SD Muhammadiyah,” kata dia.
Kabid Dikdas juga mengapresiasikan setinggi-tingginya atas kegiatan yang dilaksanakan ini. Dan diharapkan kegiatan ini tidak hanya seremonial saja, namun dapat dilaksanakan secara berkelanjutan ditahun-tahun berikutnya. (*/rls/rif/red)