LINTASKALIMANTAN.CO || KATINGAN — Bencana banjir yang melanda Kabupaten Katingan dinilai paling parah sejak kurun waktu 50 tahun terakhir ini, terbaru masyarakat di Kecamatan Pulau Malan kembali kebanjiran, setelah adanya peningkatan debit air sungai katingan akibat hujan deras.
Salah satu Tokoh Masyarakat Kecamatan Pulau Malan desa manduing taheta yang berada di bagian utara Katingan, Karyanto mengatakan, dalam setahun ini sudah 4 kali warga katingan kebanjiran, dampaknya akses jalan warga sempat lumpuh, karena gorong gorong tergerus derasnya arus air.
“Kondisi banjir tahun ini terbilang parah daripada sebelumnya, untuk itu pihaknya meminta seluruh pemangku kebijakan dan perusahaan kayu dan tambang yang beroperasi di wilayah katingan, dapat duduk bersama, mencarikan solusi mengatasi banjir yang menjadi langganan tiap tahunnya,” ujar Karyanto, Kamis (07/10)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menduga selama ini ada kesalahan dalam pemberian ijin, sebab fakta di lapangan hutan banyak berubah fungsi menjadi areal perkebunan di daerah hulu, dan dibabat oleh oknum tanpa ada upaya reboisasi.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Katingan Roby membenarkan, bahwa wilayah utara Kabupaten Katingan tepatnya di Kecamatan Pulau Malan kembali diterjang banjir, namun kali ini banjirnya tidak begitu parah, dan sebagian desa sudah mulai surut.
“Yang perlu diwaspadai oleh masyarakat dari banjir susulan ini adalah, warga di daerah bagian hulu, karena air terus bergerak dari hulu ke hilir, apalagi sesuai perkiraan BMKG hujan masih terjadi sampai desember mendatang,” Katanya.
Untuk solusi mengatasi banjir jangka panjang lanjut Roby, pihaknya sudah mendapat informasi dari pemangku kebijakan, bahwa daerah dataran rendah nantinya akan dilakukan peninggian jalan dan pembangunan jembatan layang, agar mempermudah tim relawan dan bpbd dalam rangka proses evakuasi dan penyaluran bantuan kepada warga terdampak banjir. (*/frn/red)