LINTASKALIMANTAN.CO || SAMARINDA — Berawal dari sekedar hobby dan sekaligus sebagai penghasilan tambahan Risno Asan Sanjoyo milenial yang berasal dari kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur menciptakan dan melestarikan batik paku yang menjadi batik khas Kabupaten Kutai Timur
Risno pun mengakui perjalanannya melestarikan Batik Paku tak mudah untuk dilalui, Dengan kesabaran dan ketekunannya Risno percaya diri untuk terus mengembangkan dan melestarikan batik karyanya.
“biar tenggelam dilumpur berlian tetaplah berlian, semua itu ada waktunya dan mengingat diri untuk tetap rendah hati” ujar Risno dilansir dari m.rri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemuda ini berani melawan arus dengan mendesain batiknya berbeda dari pembatik yang lain, sehingga batiknya pun menjadi terkenal cukup luas, Pemuda asli Kutai ini Pernah mewakili Kutai Timur dan Kaltim di ajang Indonesia Fashion Week 2019 dan masih ditahun yang sama ia pun pernah tampil pada acara fashion di New York mewakili Indonesia.
Hingga saat ini kendala yang dihadapi adalah bahan baku dan alat membatik yang masih didatangkan dari luar, Di lokal sendiri hanya pewarnanya saja yang tersedia sedangkan bahan lain masih didatangkan dari luar Kalimantan
Dalam sehari Ia bisa mendesain hingga 3 desain gambar, sedangkan untuk produksinya sendiri bisa rampung sekitar 1 minggu, karena prosesnya yang sedikit rumit
“Untuk proses sendiri yaitu pada tahap awal mendesain gambar , lalu menyalin pada kain putih setelah gambar sudah tersalin lalu kemudian di canting menggunakan lilin malam, lalu ke tahap proses pewarnaan dan penjemuran”, jelasnya.
Ia mengatakan, Untuk segi pemasaran sendiri Alhamdulillah di kutim ini sudah lumayan dari pemerintah dan masyarakat juga sudah mengenal batik ini, kami pasarkan juga ke media sosial sekaligus mempromosikan batik ini.
Filosofi motif paku yaitu, paku memiliki lekukan pada ujung daun paku yang muda sehingga lekukan itu membentuk lingkaran yang artinya perputaran kehidupan manusia terkadang di atas terkadang di bawah , terkadang senang dan terkadang sedih.
Yang tua menyayangi yang muda yang muda menghormati yang tua. Disitulah manusia akan selalu bersyukur dengan cobaan hidup yang akhirnya menemui titik akhir yaitu kematian .
Pakis bisa tumbuh dimana mana di hutan, pesisir, bebatuan, dan tanah kering begitu juga kehidupan manusia harus bisa bertahan hidup dimanapun mereka berada,” Ujar Risno
Risno berharap, Untuk kaum muda yang mempunyai kemampuan berkarya, buatlah sebuah karya walaupun karyanya belum bisa membanggakan, belum bisa memberikan yang terbaik untuk mereka, suatu saat itu akan menjadi cerita buat anak cucu, tetap semangat untuk memberikan yang terbaik untuk daerah, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, disitulah kita bisa mengembang kampung kita, kota asal kita agar bisa lebih maju”, pungkasnya. (***)