LINTAS KALIMANTAN | Rangkaian upacara adat Tiwah yang dilaksanakan oleh masyarakat Dayak di Desa Timpah, Kabupaten Kapuas, telah memasuki salah satu tahapan penting yakni Mempendeng Haur. Tahapan ini merupakan bagian dari proses penghormatan dan pelepasan roh leluhur menuju alam baka.
Upacara Tiwah dikenal sebagai ritual pemurnian arwah yang melibatkan serangkaian prosesi sakral, mulai dari persiapan, penggalangan dana, hingga puncak acara yang memakan waktu berminggu-minggu bahkan bisa sampai satu bulan lebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mempendeng Haur sendiri merupakan ritual mengangkat atau memindahkan sisa jenazah dari tempat pemakaman sementara ke tempat peristirahatan akhir di sandung, rumah kecil tempat menyimpan tulang-belulang Selasa 22-4-2025.
“Ini adalah wujud cinta dan bakti kami kepada para leluhur,” ujar salah satu tokoh adat Desa Timpah . Ia juga menjelaskan bahwa pelaksanaan Tiwah membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena melibatkan hewan kurban, perlengkapan ritual, makanan tradisional, dan berbagai keperluan lainnya.
Masyarakat secara gotong royong mengumpulkan dana serta tenaga untuk memastikan seluruh rangkaian ritual berjalan dengan khidmat dan sesuai adat. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada arwah, Tiwah juga mempererat ikatan sosial dan memperkuat nilai-nilai budaya dalam komunitas Dayak.
Upacara Tiwah di Desa Timpah rencananya akan terus berlangsung hingga semua tahapan adat selesai dilakukan, dengan dihadiri Pejabat tinggi daerah,para kerabat, warga sekitar, serta tamu undangan dari luar desa.(*/rls/sgn/red)