LINTAS KALIMANTAN || Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Banjar hanya memiliki 5 siswa disorot oleh Ketua DPRD Banjar, HM Rofiqi. Ia merasa geram terhadap ketidakmampuan pemerintah terkhusus Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar dalam mengatasi masalah ini.
“Apa gunanya sistem zonasi di daerah kita. Padahal daerah Murung Kenanga dan Tunggul Irang Ulu padat penduduk. Kok malah nga ada siswanya? Kan aneh. Mending tutup aja sekolahnya, jadikan ladang menanam cabai untuk tekan inflasi,” ujar HM Rofiqi saat ditemui di ruangannya, di gedung DPRD Kabupaten Banjar pada Selasa 18 Juli 2023.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar memberikan komentar terkait kurangnya siswa di beberapa sekolah dasar negeri Kabupaten Banjar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita lihat dulu input datanya. Kalau memang di daerah itu anak usia sekolah dasar kurang, bagi saya itu bukan kekurangan siswa,” ujar Kadisdik Banjar, Lianna Penny pada Selasa 18 Juli 2023 usai menghadiri acara monitoring masa transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.
Sedangkan, menurut Kepala Desa Murung Kenanga, Hifzil Khair menyatakan bahwa jumlah anak usia sekolah dasar di Desa Murung Kenanga bisa dibilang banyak.
“Jumlah anak-anak di Desa Murung Kenanga ini banyak dan bisa dibilang kalau semuanya masuk ke SD itu, memenuhi kuota,” ujar Hifzil Khair di lansir dari Warta banjar Kamis 20 Juli 2023.
Hifzil Khair berpendapat, kebanyakan anak usia sekolah di Desa Murung Kenanga menurun drastis sejak COVID-19.
“Pas lagi pandemi, para siswa SD diwajibkan untuk vaksin. Warga disini takut dengan vaksin. Jadi, lebih memilih pindah ke sekolah berbasis agama yang tidak perlu vaksin,” sambungnya.
Pengawas SD dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Hj. Armawati pun juga memberikan komentar dan menjelaskan alasan mengapa beberapa sekolah negeri kalah pamor dengan diniyyah.
“Karena sekarang madrasah atau diniyyah sudah bisa masuk pagi, jadi banyak orang yang memilih sekolah di madrasah seperti di wilayah Murung Kenanga, Tunggul Irang Ulu, Pasayangan. Dan juga mereka mudah mendapatkan ijazah sekolah umum dengan mengejar paket,” pungkas Hj. Armawati. (*/rls/ibn/red).