LINTASKALIMANTAN.CO || Aksi perampokan hasil panen dari tambak disinyalir kembali terjadi di perairan Kaltara. Guna menghindari hal ini, para petani tambak diminta selalu waspada saat membawa hasil panennya keluar dari tambak.
Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia melalui Kasat Polair, IPTU Jamzani mengakui, di tahun ini pihaknya telah menerima dua laporan perampokan di perairan.
“Beberapa waktu lalu ada dua aduan dari masyarakat dan sampai saat ini masih dalam penyidikan bersama Ditpolairud,” akunya, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jamzani menjelaskan bahwa tidak akan mempersulit prosedur dalam kepengurusan keamanan petani tambak.
“Nanti datang ke sini (Satpolair) kemudian kita buatkan surat permintaan pengamanan atau pengawalan panen, kemudian nanti ke Kapolres nanti akan ditunjuk siapa yang mengawal. Bisa dari kita pengawalan tapi harus ke Kapolres dulu,” terangnya.
Sebagai upaya menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan, Polres Tarakan menyediakan perlindungan untuk keamanan petani tambak dalam memanen hasil taninya.
“Silahkan koordinasi ke kami, kami akan bantu bagi masyarakat yang butuh keamanan tidak dipungut biaya,” tuturnya.
Titik daerah rawan perampokan, Jamzani menerangkan biasanya perampok menggunakan skema mobile yang langsung mencegat korban di tengah laut.
“Kalau tidak mau pengamanan minimal ada kontak anggota kami supaya bisa dapat mengubungi jika ada bahaya,” ujarnya.
Menurut dia, kejadian ini sangat berbahaya. Jika melihat aksi rampok di tengah laut biasanya, pelaku menggunakan modus mencegat korban dan memaksa si korban turun dari speed dan membawa hasil kabur panennya.
“Biasanya ada yang disuruh lompat kemudian gak bisa renang, jadi itu pidana lagi. Pelaku juga tahu ini kondisi air, air pasang air mati kemudian kapan si korban keluar membawa hasil panen begitu. Jadi para petani tambak harus waspada,” pungkas Jamzani. (*/rls/crz/red)