“Revolusi Makan Bergizi: Jalan Panjang Menuju Generasi Sehat dan Berdaya”

- Reporter

Selasa, 21 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LINTAS KALIMANTAN | Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah pada awal 2025 menjadi tonggak penting dalam upaya mengatasi masalah gizi anak di Indonesia.

Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 71 triliun, program ini bertujuan untuk menurunkan angka stunting dan gizi kurang yang masih mengkhawatirkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, perjalanan menuju kesuksesan program ini tidak mudah, dengan sejumlah tantangan yang membutuhkan perhatian serius.

Infrastruktur Jadi Batu Sandungan
Di Brebes, Jawa Tengah, keterbatasan infrastruktur membuat distribusi makanan bergizi sering terlambat. Hal ini diperparah dengan kondisi geografis yang sulit diakses, mengakibatkan anak-anak di daerah terpencil menjadi kelompok yang paling rentan tidak mendapatkan manfaat optimal dari program ini.

Sebaliknya, di kota besar seperti Makassar, tantangan datang dari kurangnya fasilitas dapur sekolah, sehingga makanan bergizi harus disiapkan oleh pihak ketiga yang kadang menghadapi kendala operasional,Di Palangkaraya terjadi di SMPN 3 menu yang di berikan untuk murid jauh dari higienes karena ayamnya berbau tidak sedap.

Kesenjangan Gizi dalam Menu

Meski program ini bertujuan menyediakan makanan seimbang, laporan dari beberapa daerah menunjukkan komposisi menu yang belum ideal. Pemotongan anggaran per porsi makanan dari Rp 15.000 menjadi Rp 10.000 membuat kualitas bahan pangan menurun.

Di Makassar, misalnya, menu yang kekurangan protein dan sayuran segar menjadi sorotan. Situasi ini menunjukkan bahwa tekanan anggaran dapat merusak inti tujuan program.

Perilaku dan Edukasi Gizi
Kendala lain muncul dari rendahnya pemahaman tentang pentingnya gizi. Beberapa siswa cenderung menolak makanan sehat seperti sayuran dan memilih makanan yang digoreng atau berbumbu gurih. Ini mencerminkan perlunya edukasi gizi yang melibatkan guru, orang tua, dan masyarakat.

Antisipasi Korupsi dan Pengawasan Ketat
Risiko korupsi dalam bentuk mark up harga atau pengadaan fiktif menjadi momok yang mengancam keberhasilan program.

Tanpa pengawasan yang ketat, tujuan mulia ini dapat melenceng. Teknologi seperti aplikasi monitoring yang transparan menjadi solusi yang layak dipertimbangkan untuk memantau pengadaan dan distribusi makanan.

Kolaborasi Lokal sebagai Solusi
Belajar dari keberhasilan Brasil, program MBG dapat melibatkan petani lokal untuk menyediakan bahan pangan.

Selain memastikan bahan segar dan berkualitas, langkah ini juga membantu meningkatkan kesejahteraan petani kecil. Dengan demikian, program ini tidak hanya berdampak pada kesehatan anak-anak, tetapi juga pada penguatan ekonomi lokal dan ketahanan pangan nasional.

Menuju Masa Depan yang Sehat
Meski tantangan yang dihadapi besar, program ini memiliki potensi untuk membawa perubahan signifikan bagi generasi mendatang.

Dengan manajemen yang baik, pengawasan ketat, dan edukasi yang tepat, MBG dapat menjadi solusi jangka panjang bagi masalah gizi di Indonesia.

Sebagaimana kata pepatah, “Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah kecil,” revolusi makan bergizi ini adalah langkah pertama menuju Indonesia yang lebih sehat dan berdaya. (*/rls/sgn/red)

Berita Lainnya

Inilah Kunci Kesuksesan Bisnis di Era Digital
Memahami Tantangan Dalam Pemungutan Pajak Di Indonesia
Berita ini 24 kali dibaca

Berita Lainnya

Selasa, 21 Januari 2025 - 04:28 WIB

“Revolusi Makan Bergizi: Jalan Panjang Menuju Generasi Sehat dan Berdaya”

Senin, 29 April 2024 - 07:40 WIB

Inilah Kunci Kesuksesan Bisnis di Era Digital

Kamis, 16 November 2023 - 15:44 WIB

Memahami Tantangan Dalam Pemungutan Pajak Di Indonesia

Berita Terbaru

LINTAS BERITA

Terkait 4 Oknum Mengaku Wartawan Minta Dana An. Humas Polda Bali

Senin, 20 Jan 2025 - 21:09 WIB

LINTAS POLRI

Mabes Polri Berduka, Brigjen Pol Yusri Yunus Meninggal Dunia

Senin, 20 Jan 2025 - 15:55 WIB