LINTAS KALIMANTAN – KALSEL || Polisi mengungkap peristiwa meningalnya sedikitnya tiga tenaga asing di area lokasi terowongan tambang batubara bawah tanah PT SDE (Sumber Daya Energi) di Desa Magalau Hulu RT 04 Kecamatan Kelumpang Barat, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, Kamis (16/3/23).
Dikatakan Kapolres Kotabaru AKBP HM Gafur Aditya Siregar saat jumpa pers menyampaikan bahwa kronologi peristiwa kecelakaan kerja yang menewaskan 3 orang warga negara China di area tambang bawah tanah PT SDE.
“Peristiwa terjadi sekitar pukul 02.00 Wita dini hari, Senin (13/3/23) lalu, 10 pekerja sedang bekerja di dalam area tambang, kemudian 10 pekerja tersebut dibagi dalam 3 grup, dimana satu grup terdiri dari 3 orang, dan 1 orang leader. Mereka bekerja dikedalaman 1,3 kilometer,” kata H.Gafur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat akan kembali ke mulut gua kata H.Gafur, alat deteksi gas milik leader berbunyi dan memberikan tanda warning, sehingga dengan cepat para pekerja ke luar gua.
“Ternyata ada 3 orang pekerja yang tidak ikut keluar gua,” jelas Kapolres.
Setelah itu lanjutnya, dilakukan pertolongan kepada para pekerja yang tidak sempat keluar gua, dan didapati mereka sudah tergeletak lemas.
“Lantas 3 korban itu dibawa ke klinik di Magalau Hulu, namun di sana sudah dinyatakan meninggal dunia,” kata Gafur.
Gafur menerangkan, saat ini sudah dipasang garis polisi di area tambang tersebut, dan sementara operasional tambang disetop dulu.
“Saat ini penyelidikan kasus ini dilimpahkan ke Polda Kalimantan Selatan,” pungkasnya.
Sementara, AKBP Andi Arif dari Puslabfor Mabes Polri didampingi Kapolres Kotabaru AKBP HM Gafur Aditya Siregar, saat menggelar konferensi pers dirinya mengungkapkan bahwa jenis gas beracun berdasarkan deteksi alat yang kami pakai dilokasi kejadian adalah NH3.
“Jadi untuk sampel gas dari lokasi tambang tersebut sudah diambil dan selanjutnya dikirim ke laboratorium forensik Polri untuk diteliti lebih lanjut,” terang Arif.
Arif juga menjelaskan bahwa timnya juga akan mengambil sampel darah dari para korban dan mencocokannya dengan sampel gas.
“Sampel gas yang dikirim ke Puslabfor hasilnya akan keluar kurang lebih 1 hingga 2 minggu,” pungkasnya. (*/rls/duk/red).