LINTASKALIMANTAN.CO || Bencana Alam merupakan fenomena alam yang telah banyak mengambil korban jiwa dan kerugian materi yang tidak sedikit. Seperti halnya erosi, banjir, tanah longsor, wabah penyakit, baik kota maupun desa telah terjadi dimana – mana, hal ini semata – mata disebabkan kurang tanggapnya manusia didalam mengenali tanda – tanda yang akan terjadi sebelum terjadinya bencana alam tersebut.
Sebagai salah satu provinsi Kalimantan Timur khususnya Samarinda, Bontang dan Penajam Paser Utara yang rawan terdampak banjir, Samarinda mulai bersiap diri menghadapi musim hujan.
Personel TNI dari Korem 091/ASN pun menggelar simulasi bencana banjir bertajuk Gladi posko I “Sampan Manuntung 22” Korem 091/ASN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Simulasi melibatkan puluhan personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD, SAR, Satpol PP, dan PMI. Simulasi hari kedua dilakukan di aula Wira Yudha Makorem 091/ASN. Selasa (13/9/2022).
Danrem 091/ASN Brigjen TNI Dendi Suryadi SH,MH, mengatakan Skenario latihan dengan beckgroundnya bencana seperti kita ketahui UU 34 tahun 2004 ada dua operasi militer, TNI juga memiliki tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP). “OMSP itu termasuk antisipasi aksi terorisme, pengamanan perbatasan dan termasuk penanggulangan bencana alam seperti evakuasi dan bantuan kemanusiaan”.
“Di Samarinda dan Kalimantan Timur gempa kan nampaknya tak ada, begitu juga sunami. Bencana yang ditangani BPBD dan Pemerintah yakni banjir dan kebakaran hutan”, tuturnya.
“Ini salah satu latihan menguji protap Komando dan staf penilainya dari Kodam dimana yang dinilai Danrem beserta Kasrem dengan pelaksananya dari Rindam “, jelasnya.
“Simulasi dalam kegiatan tersebut bekerja dengan sasaran menggerakkan orang lain menggerakkan SDM yang ada. Kita ada Zipur membuat jembatan infrastruktur listrik air, kendaraan bermotor roda 4 dan lainnya. Kami punya, Denpal, Denhub serta Denpom menegakkan hukum internal kami dibawah saya sebagai Danrem”, ungkapnya.
“Walaupun belum terjadi, tapi kondisi terjelek tak terjadi tapi kita selalu mengantisipasi keadaan buruk terjadi. Info dari BNPB Indonesia minimal 300 kali bencana alam dalam setahun.Ada letusan gunung, gempa bumi, banjir dan lainnya”, tambahnya.
“Kordinasi adalah kata kunci gampang diucapkan sulit dilaksanakan. Maka kordinaai antara komandan dan staf dilatih agar lebih baik”, tutupnya.
(*/Mul)