LINTASKALIMANTAN.CO || KATINGAN — Mahalnya tarif jasa angkutan perahu bermesin Kasongan – Kereng Pangi tuai keluhan masyarakat. Menindaklanjuti persoalan tersebut, aparat kepolisian turun tangan untuk negoisasi ulang tarif angkutan alternatif tersebut. Rabu (08/09)
Kapolres Katingan, AKBP Paulus Sonny Bhakti Wibowo SIK, melalui Kapolsek Katingan Hilir, Iptu Eko Priono mengatakan bahwa selama tiga hari ini pihaknya sudah menempatkan beberapa personel polisi di titik-titik rawan banjir di Kasongan.
“Perahu getek ini memang jadi sarana transportasi alternatif untuk menghubungkan Kota Kasongan – Kereng Pangi selama jalan umum ditutup karena banjir,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihaknya telah mengimbau agar tarif jasa angkutan tidak dinaikan untuk meringankan beban masyarakat yang sedang dilanda kesusahan akibat musibah banjir. Maka mereka harus dibantu agar bisa bepergian melalui jasa angkutan sungai terutama mengunakan perahu getek dari Kota Palangkaraya/Kota Kasongan-Kereng Pangi/Kota Sampit, begitu juga sebaliknya.
“Terkait biaya sudah ada kesepakatan dengan semua jasa angkutan sungai, yaitu Rp 100 ribu per orang di luar kendaraan dan di luar barang. Kalau tadi satu kendaraan dan satu orang maka tarifnya Rp 200 ribu. Dengan adanya kesepakatan tadi, kita mintai agar benar-benar sepakat untuk memberikan tarif yang sewajarnya kepada penumpang,” pungkasnya.
Sementara warga Desa Hampalit, Kecamatan Katingan Hilir, Alvino (19) mengaku tetap keberatan meski tarif jasa angkutan perahu mesin sudah diturunkan menjadi Rp 200 ribu.
“Jangan sampai putusnya akses jalan umum akibat banjir, malah dijadikan momentum aji mumpung oleh penyedia jasa angkutan. Apalagi awal ditutupnya akses jalan, mereka (penyedia jasa getek,) mematok harga sampai Rp 1,5 juta untuk satu penumpang dan dua karung bawang merah dari Kasongan – Kereng Pangi,” cetusnya.
Biaya selangit jasa angkutan semacam itu makin membuat masyarakat tertekan. Bahkan kemarin ada satu keluarga yang nekat menempuh banjir di Jalan Trans Kalimantan arah Kasongan – Kereng Pangi lantaran tidak sanggup membayar jasa angkutan perahu kelotok.
“Untungnya tiga anggota keluarga yang hendak ke Sampit tersebut bertemu dengan kendaraan relawan yang sedang bagi-bagi makanan di jalan. Kalau tidak, mungkin mereka akan terkepung banjir dan bermalam di tengah jalan,” tegasnya.
Alvino mengingatkan kepada seluruh pihak agar tidak memprioritaskan sisi materialisme alias aji mumpung dalam musibah banjir yang dialami puluhan ribu warga Kabupaten Katingan seperti saat ini.
“Utamakan sisi kemanusiaan terlebih dahulu, memang jasa angkutan kalian sangat dibutuhkan. Tapi jangan sampai mematok tarif sepihak yang tidak masuk akal,” imbaunya. (Frans)
Sumber : Liputan
Editor : Anung