LINTAS KALIMANTAN | Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Pendidikan Matematika ULM Banjarmasin kelompok 2 menggelar proyek kepemimpinan dengan penerapan Steam melalui Ecobrick di SMPN 3 Banjarmasin, Senin (23/7/2024).
Ketua pelaksana, Muhammad Syahbani, S.Math menyampaikan, tema yang diangkat dari kegiatan ini kepedulian dan kretivitas siswa terhadap lingkungan melalui penerapan STEAM dengan mentransformasi sampah plastik menjadi Ecobrick untuk Indonesia emas yang hijau dan lestari.
Sebagai salah satu sekolah yang belum menerapkan proyek Steam secara luas, SMP Negeri 3 Banjarmasin menjadi pilihan yang ideal untuk mengimplementasikan kegiatan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Profil sekolah ini mendukung diadakan proyek, yaitu memiliki jumlah siswa yang cukup banyak 712 siswa untuk menjangkau program dengan maksimal, memiliki lokasi yang strategis di pusat kota Banjarmasin sehingga mudah diakses oleh berbagai pihak,” kata Syahbani.
Kemudian, di sekolah ini juga memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan melestarikan lingkungan, serta memiliki kerjasama yang baik dengan berbagai pihak terkait, sepertidinas pendidikan dan kebudayaan, organisasi lingkungan, dan masyarakat sekitar.
Dengan demikian, dilaksanakannya kegiatan Ecobrick di sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kreativitas siswa terhadap lingkungan sertamemberikan dampak positif yang signifikan bagi sekolah dan komunitas sekitar.
“Permasalahan di sekolah masih banyaknya penggunaan sampah plastik yang cukup banyak dalam konsumsi makanan dan jajanan sekolah. Sehingga banyak sampah plastik yang diproduksi sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya pembangunan dan pendidikan berkelanjutan dalam bidang lingkungan hidup,” terangnya.
Salah satu programdan pendidikan lingkungan hidup adalah Program Adiwiyata. Program Adiwiyata dapat disebut sebagai program untuk mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah.
“Tujuan dari program ini adalah untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” cetusnya.
Di samping itu, sekolah adiwiyata juga menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah sebagai tempat kegiatan pembelajaran.
Kata Syahbani, SMPN 3 Banjarmasin merupakan salah satu dari sekolah adiwiyata yang ada di Kota Banjarmasin, maka sangat tepat untuk memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan untuk meningkatkan kreativitas sekolah dalam program adiwiyata.
“Kami memilih SMPN 3 Banjarmasin sebagai tempat dari pelaksanaan kami untuk melaksanakan salah satu kegiatan yang dapat diintegrasikan dengan Steam yaitu dengan membuat Ecobric,” terangnya.
Ia menyebutkan, dari info yang didapat, dikatakan proyek kepemimpinan penerapan steam melalui ecobric di SMPN 3 Banjarmasin ini menjadi salah satu penilaian sekolah adiwiyata selanjutnya.
“Ini sangat membuat kami senang dan bangga, proyek kepempinan bisa membawa dampak positif dan bermanfaat bagi siswa dan sekolah,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP negeri 3 Banjarmasin, H Jumberi SPd.MM mengaku pihaknya menggalakan penanaman dilingkungan sekolah sama seperti yang dilakukan Paman Birin dalam program revolusi hijau. Selain itu sekolahnya juga melakukan penataan lingkungan agar terlihat bersih dan asri.
“Kami sangat menyambut dengan baik adanya proyek kepemimpinan dari mahasiswa PPG prajabatan gelombang 2 ini karena membantu siswa untuk melatih keterampilan dan mengedukasi agar bisa menjaga lingkungan sekolah tetap bersih,” ungkapnya.
Selain itu, kegiatan ini juga membantu siswa agar bisa memanfaatkan sampah di sekitar sekolah untuk dijadikan barang yang bisa bermanfaat.
“Sekolah ini juga sangat peduli dengan lingkungan, karena dulu kita pernah membuat bank sampah,” tegasnya.
Ia menyebutkan, pihaknya juga mendapat bantuan berupa mesin pemotong sampah.
“SMPN 3 Banjarmasin menjadi sekolah adiwiyata, dulu yang dinilai itu dari segi kebersihan, penerapan karya ramah lingkungan,” jelasnya.
Ia berharap, semoga siswa bisa menjaga lingkungan sekolah dari sampah dan memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.(*/rls/rhn/red)