LINTASKALIMANTAN.CO -Sejak dicanangkannya program Smart City atau yang lebih familiar kita kenal dengan sebutan Kota Cerdas oleh pemerintah pusat. Kabupaten Barito Utara khususnya kota Muara Teweh mulai berbenah. Pembenahan ini terjadi di berbagai bidang. Selain penataan kota oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, melalui pembangunan trotoar yang bisa digunakan oleh individu disabilitas, juga dilakukan penambahan dan penggantian lampu-lampu jalan.
Sehingga kota menjadi terang dan sangat nyaman untuk dilintasi memenuhi kriteria Smart Living sebagai salah satu komponen dari 6 variabel Smart City.Sejalan dengan itu mulai tahun 2023 tadi, kota Muara Teweh juga sudah dilengkapi dengan closed circuit television (CCTV), videotron, dan display banner dengan sistem jaringan komando terintegrasi dari ruang NOC Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kabupaten Barito Utara yang saat ini telah meningkat statusnya sebagai organisasi perangkat daerah yang menangani infrastruktur, terutama infrastruktur digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kabupaten Barito Utara, H. Mochamad Ikhsan, A.KS mengatakan bahwa ini adalah langkah pemerintah daerah dalam merealisasikan konsep kota cerdas yang termasuk bagian dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
“Alhamdulillah pada tahun 2023 kita telah melakukan pengadaan 50 mata CCTV, videotron, dan display banner pada beberapa titik krusial kota Muara Teweh. Di lokasi tertentu menggunakan CCTV berteknologi tinggi dan ke depannya titik-titik krusial lainnya akan kita lengkapi”, kata Mochamad Ikhsan.
Lebih lanjut Kepala Bidang e-Governmment Dinas Komunikasi, Informatiika, dan Persandian Barito Utara Munawar Khalil, S.ST, MT, CIO menambahkan bahwa CCTV berteknologi tinggi dimaksud adalah teknologi CCTV yang mampu mengarsir serta melokalisir area, menghitung secara otomatis jumlah orang dalam satu area, jumlah kendaraan yang melintas, dan mencatat nomor/plat kendaraan secara persisi.
“Kebutuhan CCTV dengan teknologi tinggi ini sudah menjadi media utama kota-kota besar dalam hal menjaga ketertiban warga. Disamping untuk keamanan, CCTV ini bahkan bisa memantau gerak warga sampai ke aspek kebersihan dalam mendukung Smart Environment”, ungkap Halil.Idealnya, penggunaan CCTV ini seharusnya tidak saja diletakkan pada area-area publik. Tapi juga daerah pemukiman warga yang juga sangat rentan terjadinya tindak kejahatan dan kecelakaan. “Betul, disamping jumlah mata CCTV, yang tak kalah penting adalah jumlah titik lokasi. Karena nanti selain sensor CCTV mampu melacak pelaku tindak kriminal yang menggunakan media gadget, ada satu teknologi CCTV terbaru yang mampu melacak sensor panas. Artinya ketika ada sumber panas seperti kebakaran CCTV mengawasi 24 jam, lalu secara otomatis mengirimkan notifikasi lokasi kebakaran secara cepat ke komputer pihak yang berwenang, karena jaring fiber optic Kominfo sudah bisa diberbagi pakaikan oleh semua organisasi perangkat daerah”, sambung Halil menegaskan.
Simultan dalam kegiataan pengadaan CCTV, adalah pengadaan beberapa videotron dan display banner sebagai papan publikasi daerah oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian. H. Mochamad Ikhsan mengatakan, “Videotron dan display banner telah terpasang di beberapa titik lokasi publik dan bisa digunakan untuk dashboard publikasi oleh siapapun. Dan kini kami tengah menunggu terbitnya Perda dan Perbup mengenai tarif sewa untuk komersil sebagai penunjang pendapatan asli daerah (PAD)”, lanjut Mochamad Ikhsan.
Dari data yang dikumpulkan dan hasil pantauan media ini, jaringan fiber optic sebagai media penghantar transmisi gelombang elektromagnetik telah terpasang dan berpusat di netwotk operation center (NOC) Diskominfosandi Kabupaten Barito Utara. Disamping operasi dan pemantau CCTV, produksi bahkan upload konten bisa dilakukan dari NOC Diskominfosandi tanpa harus ke titik lokasi videotron. Menariknya, dengan satu klik maka satu konten langsung terkirim ke semua lokasi videotron saat itu juga.Mungkin inilah lompatan-lompatan teknologi yang harus terus diikuti oleh setiap warga karena tersaji penyebarannya secara cepat dan multi step di depan mata kita. Informasi yang didapat media ini, Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kabupaten Barito Utara juga telah menyambungkan internet di beberapa area publik dan membangun beberapa tower di daerah desa-desa kategori blankspot/non 4G/sinyal lemah pada 25 titik dari 65 titik desa blankspot dengan program LINDA (Layanan Internet Desa) Batara. Hal tersebut muncul dari kesadaran dan kebutuhan digitalisasi yang bukan hanya domain masyarakat dan pemerintah kota, tapi juga hak komunitas pedesaan dalam mengakses internet dan aplikasi-aplikasi penunjang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. (Red/Anang)