LINTASKALIMANTAN.CO || PULANG PISAU — Pekerjaan pengaspalan yang dilakukan ketika kondisi jalan masih dalam keadaan basah karena hujan akan sangat berpengaruh pada konstruksi, karena hasilnya tidak akan maksimal.
Hal ini disampaikan, salah satu warga Kelurahan Pulang Pisau, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau yang juga sebagai wartawan aktif di lingkungan Kabupaten setempat, Minggu (10/10).
Rekanan yang dimaksud adalah CV. Bangun Gemilang Perkasa yang diduga tetap bersikukuh melaksanakan pekerjaan pengaspalan Jalan Panunjung Tarung tepatnya di sepanjang rumah jabatan (Rujab) Bupati Pulang Pisau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Menurut saya, pengaspalan yang dilakukan oleh pihak rekanan tanpa mengikuti pedoman dan prosedur yang tertuang dalam baku mutu teknis pelaksanaan, saat pengerjaan Job Mix Formula (JMF) di lapangan,” ungkapnya.
Dirinya mengaku miris, rekanan selaku pelaksana pekerjaan pengaspalan jalan terkesan tak mengacuhkan kondisi hujan ketika pelaksanaan proyek tersebut.
“Lalu bagamana tanggapan Pejabat Pelaksana Teksi Kegiatan (PPTK) dan dan bagaimana tanggapan konsultan pengawas pekerjaan (Supervisi)? Apakah memang diperbolehkan rekanan melaksanakan pekerjaan pengaspalan jalan dengan hotmix itu di saat hujan?,” tanya dia.
Kita, akunya, melihat sendiri pihak rekanan menghampar aspal hotmix tersebut di saat hujan turun, pada hari Minggu sore (10/10 ). Selain wartawan, selaku warga setempat yang juga mempunyai hak suara untuk berpendapat disaat pelaksanaan pembangunan untuk orang banyak dengan menggunakan uang negara, sangat menyesalkan hal itu terjadi.
“Kita khawatir, kualitas ataupun mutu pekerjaan tidak sesuai dengan harapan, dikhawatirkan jalan tersebut tidak akan bertahan lama,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Pulang Pisau, Usis I Sangkai melalui Kabid Bina Marganya, Denny Eko Setyadi saat dihubungi media ini mengatakan, bahwa yang datang hari ini di sore hujan ini cuma 4 Rit saja. Jadi perekatnya yang terkena air hujan, sudah disemprot dengan kompresor terlebih dahulu untuk membuang air sebelum dilakukan pengaspalan.
“Dan juga, cairan yang dipakai adalah tack Coat, ini lebih lengket dari prime Coat karena objek yang diaspal adalah kondisi badan yang sudah teraspal bukan agregat. Nanti, kalau hasilnya di kemudian hari tidak baik segera akan diperbaiki,” ucap Denny.
Denny berdalih, apabila aspal yang sudah datang tersebut, kalau tidak segera dihampar, malah jadi dingin dan tidak bisa digunakan dan menjadi sia-sia.
“Untuk lebih detilnya, coba konfirmasi dengan Pak Saun selaku pengawas lapangan dari dinas PU yang dari sore tadi standby dilokasi,” tandasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pengawas PU belum bisa dimintai keterangan. (*/pri/lpt/red)