LINTASKALIMANTAN.CO || Dua bangunan Sekolah Dasar Negeri 1 Pantai yang di bangun dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2020 yang menelan dana hampir Rp 200 juta lantainya ambruk.
Di duga, bangunan yang dikerjakan dengan cara asal-asalan oleh salah satu kontraktor di Kotabaru itu tiba-tiba ambruk.
Bagaimana tidak, yang seharusnya, sebelum dilakukan pengecoran lantai terlebih dahulu di uruk dengan tanah atau batu basecrose agar padat lalu kemudian di cor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ini malah di sanggah kayu bekas bangunan lama yang sudah rapuh kemudian di tumpuki tanah se adanya, sehingga ketika diberikan beban cor, lantai seketika langsung ambruk.
Sementara menurut informasi dari Kepala Sekolah SDN 1 Pantai M.Arsyad ia mengaku setelah bangunan itu selesai di lakukan, pihak kontraktor ( pemborong) juga tidak melakukan serah terima gedung dua lokal.
“Kami menduga dikerjakan dengan asal-asalan, waktu pengerjaan lantainya itu pun malam hari, setelah selesai malah tiba-tiba tukangnya hilang dan hingga kini tidak ada serah terima gedung,” kata M. Arsyad, Sabtu (21/1/2023) di ruang kerjanya.
Terpaksa kata Arsyad, bangunan yang seharusnya bisa digunakan untuk proses belajar mengajar untuk siswa kelas enam saat ini mereka harus menempati ruang perpustakaan.
“Untungnya kemaren ambruknya lantai pada saat kosong dan belum ada aktifitas belajar mengajar disana,” ucapnya.
Arsyad menjelaskan, bangunan itu telah selesai di lakukan pada tahun 2020 dari Dana Alokasi Khusus (DAK) oleh pihak ketiga yang telah kami percayakan, dan baru beberapa bulan setelahnya ambruk.
“Jadi belum sempat di gunakan sudah ambruk duluan, untuk nama CV atau Kontraktornya saya lupa namana pak,” kata Arsyad kepada wartawan.
Dalam waktu dekat kata Arsyad, dirinya bersama dewan guru dan dibantu para wali murid akan memperbaiki dengan cara gotong royong untuk mencor dengan menggunakan dana seadanya untuk beli material.
“Terpaksa akan kami lakukan gotong royong dengan wali murid dalam minggu ini, mengingat ruang tersebut sangat kami perlukan untuk proses belajar mengajar,” pungkasnya
Dalam kesempatan ini ia berharap ada bantuan dari dinas pendidikan untuk dapat membantu proses belajar mengajar siswa kami lebih baik.
“Untuk lokal kan sudah ada,hanya saja kami mohon dibantu untuk keramik dan plaponnya, karena bangunan yang menelan anggaran kisaran hampir Rp 200 juta itu tidak ada keramik dan plaponnya,” ungkapnya. (*/rls/dki/red).