LINTAS KALIMANTAN | Tim SAR Gabungan dalam pencarian korban yang diterkam buaya terus dilakukan hingga berlangsung malam hari. Banyak informasi simpang siur terkait awal kejadian.
Awak media saat menelusurinya dengan menggali informasi kepada warga di tempat kejadian. Salah satu warga yang kebetulan anaknya mandi bersama korban memberitahukan kepada kakeknya.
“Awalnya ada 3 anak yang mandi di tepi sungai posisi salah satu teman korban bergandengan. Anak yang berdampingan ini merasa ada benda yang menyentuh kakinya saat mandi. Ketika korban diduga ditarik buaya, terus anak ini berlari menyampaikan kepada kakeknya bahwa korban diduga diterkam buaya,” kata Sahwani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemudian buaya yang diduga menerkam ini ditangkap warga namun dalam perut buaya ini korban tidak ada. Karena kuat dugaan sebelumnya, saat buaya ditombak warga sudah melepaskan korban dari mulut buaya ini.
Pencarian terus dilakukan, Heru selaku koordinator lapangan Basarnas mengatakan bahwa tim gabungan terus melakukan pencarian dengan warga setempat.
“Kita masih mengupayakan pencarian korban dan berkerja sama dengan warga setempat untuk menangani kejadian tersebut.” ujar Heru, Sabtu 25 November 2023.
Tim Gabungan SAR dalam pencarian dengan melakukan penyelaman dan menggunakan pancing serta jaring. Kemudian korban ditemukan oleh warga menggunakan jaring di tempat tidak jauh dari tempat buaya tersebut melepaskan jenazah.
“Setelah kurang lebih 8 jam pencarian, pada Jam 20:45 WIB Tim SAR Gabungan menemukan Habil dalam keadaan meninggal dunia. Posisi kurang lebih 50 M dari LKP, dan langsung dibawa ke rumah duka,” jelas Heru.
Kepala Basarnas Kalteng AA. Alit Supartana mengatakan dengan telah ditemukannya korban maka operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup.
“Saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan sinergi Tim SAR Gabungan dari Tim Rescue Pos SAR Pangkalan Bun, Polairud, Brimob, Babinsa Arut Selatan, BPBD Kabupaten Kobar, PMI Kabupaten Kobar, Dinas Damkar & Penyelamatan, serta Masyarakat Setempat,” tuturnya.
Kapolres Kotawaringin Barat AKBP Bayu Wicaksono mengatakan bahwa adanya kejadian tersebut agar masyarakat selalu waspada dalam melakukan aktivitas di bantaran sungai arut.
Ia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga keselamatan diri dan keluarganya, hindari aktifitas di Sungai terutama mandi, berenang dan mencuci.
“Atas peristiwa kami turut berduka cita yang mendalam dan akan terus melakukan upaya mitigasi terutama preemtif dan preventif,” pungkasnya. (*/rls/rhd/red)