LINTASKALIMANTAN.CO || Nasib naas dialami oleh petani di desa Semenggaris Kecamatan Malinau Utara karena sekitar 1 hektar lahan padinya yang siap panen kini tidak terselamatkan. Agustinus merupakan salah satu petani yang mengalami kerugian terbesar akibat dampak banjir yang terjadi pada Jumat, 28 Januari 2022 lalu.
Ketinggian air yang sempat mencapai lebih dari 1 meter menyebabkan padi yang siap panen harus terendam air selama 2×24 jam. Hal ini berimbas pada rusaknya padi varietas unggul yang memang tidak setinggi padi lokal yang dibudidayakan Agustinus.
Kepada wartawan Agustinus yang hanya dapat merenungi nasibnya karena gagal panen. Ia merasa sedih karena jerih payahnya selama berbulan-bulan kini menjadi sia-sia. Kamis, 03 Februari 2022
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tengah keputus-asaannya ia hanya bisa berharap pada janji pemerintah terkait ganti rugi gagal panen. Menurut Agustinus, pada saat pembahasan harga gabah yang dilaksanakan di ruang intulun kantor Bupati Malinau pada tahun 2017 lalu yang dihadiri pemerintah, perusda, dan para petani, pemerintah sempat menjanjikan hal tersebut.
“Dulu waktu membahas harga gabah itu kan saya pernah mendengar janji dari dinas pertanian itu kalau ada petani yang gagal tiba-tiba kena musibah banjir, terus kena serangan hama, misalnya tikus tidak bisa dikendalikan, terus gagal total, kebijakan dari pemerintah itu mengganti kerugian petani itu kan enam juta dalam satu hektar, tetapi sampai ini hari, saya ini kan sudah tiga kali kena gagal, nah saya mempertanyakan itu, cuma tanggapan dari dinas pertanian kau tanam lagi, boleh-boleh saja dia memerintah kita tanam lagi, solusinya seperti apa, sedangkan kita ini sudah rugi,” ucapnya lirih.
Terlepas dari siapa pun figur pemimpinnya, selama program Rasda masih menjadi salah-satu program unggulan daerah, menurut Agustinus hal tersebut tidak menggugurkan janji yang telah dibuat pemerintah sendiri.
“Kalau dia masalah beda bupati, maka program rasda ini nggak jalan, bupati yang baru ini kan, Pak Wempi ini kan menjalankan program Rasda Plus” Bebernya
Selain itu, Ia juga berharap adanya perbaikan irigasi untuk mengurangi resiko sawah-sawah petani terendam air kembali, sebab akan butuh waktu lama untuk mengeringkan air yang mengendap karena tidak adanya saluran pembuangan. Kemudian ia juga meminta perhatian pemerintah terhadap para petani yang hilang motivasinya untuk menanam karena trauma pasca gagal panen. (*/rls/mln/red)