LINTASKALIMANTAN.CO || Aksi unjuk rasa berlangsung rusuh akibat negosiasi antara pihak pendemo dengan pihak keamanan tidak ada titik temu. Karena waktu aksi demontrasi ini sudah melebihi ketentuan yang diijinkan. Akhirnya pihak keamanan mengambil tindakan untuk membubarkan aksi demo tersebut.
Hal ini termasuk dalam kegiatan apel gabungan, TWG dan simulasi antisipasi gejolak masyarakat terhadap kenaikan BBM. Pelaksanaan apel di Lapangan Tarmili, Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Senin (06/09/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono mengatakan bahwa pihaknya bersama TNI dan Satpol PP dan Damkar serta instansi terkait di lingkungan pemda setempat. Untuk melaksanakan apel gabungan serta melakukan simulasi penanganan aksi demo. Yang mana kegiatan ini sebagai antisipasi gejolak di masyarakat akibat kenaikan harga BBM.
“Sebagaimana kita ketahui pemerintah beberapa hari yang lalu telah menaikkan harga BBM bersubsidi. Kami sebagai aparat penegak hukum dan aparat pemerintah, mengantisipasi segala kemungkinan apa yang akan dilakukan oleh masyarakat. Begitu juga adanya beberapa permasalahan terkait sengketa lahan yang saat ini masih dalam proses penyelesaian. Hal ini juga kita antisipasi apabila ada aksi – aksi maka kita bersinergi antara TNI dan Polri terkait dalam pengamanannya,” kata Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono.
Menurut Kapolres simulasi tersebut pihaknya melakukan bersama sebagai upaya untuk mempersiapkan satuan – satuan atau instansi dalam rangka mengantisipasi unjuk rasa agar tidak ada pelanggaran hukum maupun gangguan kamtibmas.
“Unjuk rasa silahkan aja tapi sesuaikan dengan aturan dan mekanisme yang ada, tidak boleh anarkis, memaksakan kehendak, merugikan pihak-pihak lain. Dalam penanganan tentunya kami juga sudah punya dasar hukum yang kuat. Apabila nanti masa melakukan upaya di luar ketentuan maka akibatnya adalah pelanggaran hukum,” jelas Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono.
Selain itu Kapolres mengatakan dalam kegiatan pihaknya dapat mengevaluasi terkait sarana dan prasarana. Apa yang kurang dalam latihan ini agar dapat dibenahi lagi.
“Kalau memang ada yang kurang dalam latihan ini dengan keterbatasan sarana dan prasarana nanti akan kita kaji lagi. Bagaimana untuk memperkuat pengamanan adanya unjuk rasa ke depan. Dan juga untuk lebih meningkatkan keterampilan dengan bersinergi agar kemampuan dalam pengamanan lebih baik,” kata Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono.
Lebih lanjut Kapolres mengungkapkan bahwa dalam penanganan unjuk rasa yang jumlah masa yang lebih besar. Dalam hal tersebut pihaknya juga mempertimbangkan personel yang bertugas.
“Untuk penanganan masa yang lebih besar kita butuh juga BKO Brimob dari instansi atas maupun instansi samping. Misalnya membutuhkan personel satuan setingkat pleton atau setingkat kompi dan bahkan tingkat diatasnya lagi. Untuk itu dikaitkan dengan simulasi tadi kita akan melihat apa yang menjadi kekurangan dan keterbatasannya. Itulah yang akan kita mintakan nanti. Selain itu juga kita mendorong kepada tokoh masyarakat agar dapat mengedukasi sehingga kegiatan unjuk rasa tidak melanggar aturan dan juga melalui pendekatan agar demonstrasi tidak terjadi,” pungkas AKBP Bayu Wicaksono. (*/rls/rhd)