LINTASKALIMANTAN.CO || Setelah keluarnya pelarangan ekspor sawit oleh Presiden Jokowi pada akhir pekan lalu, dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat khususnya petani kelapa sawit.
Turunnya harga tandan buah segar (TBS) sawit dengan drastis, membuat sebagian besar pemilik usaha penampung sawit atau yang biasa dikenal toke merugi hingga puluhan juta.
Namun kali ini bukan hanya harganya yang turun, melainkan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang ada di kabupaten Kotabaru semua tidak menerima sawit petani hingga waktu yang tidak ditentukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tentu kebijakan ini membuat kami para petani menjerit, mulai dari harga yang di turunkan secara drastis hingga mulai hari ini juga Pabrik Kelapa Sawit tidak menerima Tandan Buah Segar milik petani, semua kebijakan ini sangat membuat hati masyarakat khususnya kami petani resah,” tuturnya Ruslan Petani Sawit.
Turunnya harga sawit ini juga dirasakan sopir truk pengangkut buah sawit ke pabrik. Sebab pengumpul sawit lebih memilih menjual sawit menggunakan mobil kecil demi menghemat pengeluaran ongkos angkut.
“Harga turun drastis di seluruh pabrik CPO. Penurunan harga ini sangat luar biasa. Kerugian penampung sangat besar, dan berimbas kepada kami,” kata Edy salah satu sopir truk pengangkut sawit. (*/rls/duk/red).