KOTAWARINGIN BARAT || Baru-baru ini muncul di salah satu media online memuat sejumlah proyek di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), salah satunya proyek besar yang ada di Pangkalan Bun.
Dalam tulisan berdasarkan narasumber yang diinisialkan dari salah seorang oknum petugas Badan Pengawas Keuangan (BPK), hal tersebut kerap disalahgunakan oleh oknum untuk menakut-nakuti kontraktor.
“Kedatangan tim dari BPK ke salah satu daerah kabupaten, misal menyelidiki pembangunan proyek yang uangnya dari Pemerintah, pasti ada saja yang memanfaatkannya,” kata Hendarto, Pengamat Keuangan Negara, Kamis (11/11/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hendarto menuturkan, kalau di daerah misal ada berita kasus proyek pemerintah dari narasumbernya samar-samar kemudian si narasumbernya mengatakan, hasil temuan BPK di lapangan proyek tersebut telah menyimpang/tidak sesuai dengan RAP.
“Saya tegaskan itu berita hoaks, karena dalam berita yang dimaksud tersebut tidak ada keterangan khusus dari BPK dan siapa nama petugas BPK nya, bahwa proyek itu ada penyimpangan. Kalau dalam berita disebutkan narasumbernya resmi dari rilis atau keterangan BPK, itu baru beritanya bukan hoaks,” tegas Hendarto.
Menurut Hendarto, pihak BPK tidak akan mudah memberi keterangan atau merilis berita dari hasil investigasi di lapangan kepada pihak ketiga, apalagi yang tidak ada kaitannya dengan Pemerintah Daerah.
“Tim dari BPK memiliki integritas yang tinggi, bersikap jujur, objektif dan tegas dalam menerapkan prinsip, nilai dan keputusannya. Jadi dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan di lapangan, kalau sudah memperoleh data tidak sembarangan mengeluarkan hasil keterangannya, karena mereka memiliki prinsip kehati-hatian dan ketelitian,” jelas Hendarto.
Adapun kehadirannya di Kota Pangkalan Bun Hendarto yang berasal dari Depok Jakarta ini untuk bertemu dengan salah satu keluarganya.
“Jadi nama BPK sering disalahgunakan oleh oknum tertentu dalam melakukan pemeriksaan proyek besar yang mana hasil dari investigasi seolah-olah dibocorkan oleh petugas tim, jadi tidak semudah itu,” ungkap Hendarto.
(**)